aku menulis disini bagai bumi pada cuaca
curahkan hujan dari derap kenangan yang pernah ada
tumpahan air tawa tangis mungkin biasa
sirna dalam gelap kala senyap pintu semesta
aku tak tutup pintu
aku masih sisakan sedikit
karena aku ingin intip
gerak lakumu kala sempit
aku tak pernah mau jauh
masih selalu disini memantau tak henti
parau suara kini semakin menjauh
aku tak tahu harus apalagi
menjelang rantauanmu beberapa bulan lagi
supaya derapmu yang kian menjauh slalu terdengar
lagi dan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar