Jumat, 22 April 2011

pantau

aku menulis disini bagai bumi pada cuaca
curahkan hujan dari derap kenangan yang pernah ada

tumpahan air tawa tangis mungkin biasa
sirna dalam gelap kala senyap pintu semesta

aku tak tutup pintu
aku masih sisakan sedikit
karena aku ingin intip
gerak lakumu kala sempit

aku tak pernah mau jauh
masih selalu disini memantau tak henti
parau suara kini semakin menjauh
aku tak tahu harus apalagi
menjelang rantauanmu beberapa bulan lagi

supaya derapmu yang kian menjauh slalu terdengar
lagi dan lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar